Insomnia pada Lansia

INSOMNIA PADA LANSIA

 

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk tidur. Orang yang lebih tua yang mengalami insomnia lebih banyak mengeluh sering terbangun di malam hari atau bangun terlalu awal di pagi hari.

Insomnia umum terjadi pada orang lanjut usia. Walaupun demikian, gangguan tidur bisa juga merupakan gejala dari gangguan psikologis lain seperti depresi, demensia (pikun), gangguan kecemasan, dan juga penyakit medis lainnya.

Berdasarkan penyebabnya, Insomnia dapat dibagi menjadi dua, yaitu insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia primer tidak diketahui sebabnya. Insomnia sekunder adalah insomnia yang disebabkan oleh gangguan psikologis (stress, cemas, depresi, gelisah) atau penyakit fisik (diabetes mellitus, nyeri sendi, dll).

Penanganan insomnia secara medis biasanya menggunakan obat-obatan anti-kecemasan. Namun obat-obatan ini memiliki resiko menimbulkan ketergantungan apabila digunakan secara teratur dan sepanjang waktu.

Anjuran untuk insomnia antara lain: (1) usahakan tidur selalu pada waktu yang sama untuk mengatur jam biologis; (2) menghindari menggunakan ranjang untuk aktivitas lain selain tidur, misal membaca, menonton televisi, makan, atau telepon; (3) mengurangi cahaya dalam ruangan, karena cahaya akan membuat tubuh tetap terjaga; (4) mengatur suhu ruangan, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin; dan (5) menghindari konsumsi kafein beberapa jam sebelum tidur.

Salah satu cara menilai kualitas tidur adalah menggunakan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan gangguan tidur dalam jangka waktu satu bulan. PSQI terdiri atas 19 pertanyaan yang dikelompokkan menjadi 7 komponen yaitu kualitas tidur, latensi tidur, durasi tidur, kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi siang hari.

Dalam tugas akhir yang dilaksanakan oleh Kiki Amalia, mahasiswa Akademi Akupunktur Surabaya pada tahun 2015, menunjukkan bahwa akupunktur dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia dengan insomnia. Skor PSQI menunjukkan perubahan antara sebelum dan sesudah akupunktur. Terapi akupunktur terutama berpengaruh pada latensi tidur.

 

Oleh karena itu, akupunktur dapat menjadi alternatif solusi untuk lansia yang menderita insomnia karena akupunktur relatif aman dan tidak banyak menimbulkan efek samping.